Cerdas Menyikapi Isu
Sabtu, 18 Desember 2010
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (QS. al-Hujurat [49]: 6).
Sûřįŷă-Ăŧĵěĥ - AYAT di atas penting direnungkan, mengingat akhir-akhir ini, ruang batin kita dirisaukan isu penculikan anak via sms yang meresahkan masyarakat hampir di seluruh wilayah nusantara, termasuk Aceh. Cukup miris, jika mengikuti pemberitaan media massa, di mana beberapa orang diamuk warga menjadi korban salah sasaran, karena disangka penculik.
Seperti yang dimuat Serambi Indonesia, Selasa (14/12/10), di Kecamatan Woyla Barat, Kabupaten Aceh Barat, Rabu (8/12/10). Masyarakat melakukan penangkapan dan pemukulan terhadap orang yang dicurigai menculik anak. Selanjutnya di Kabupaten Bireuen terjadi kejar-kejaran dengan dua pria Hong Kong, Jumat (10/12/10).
Sûřįŷă-Ăŧĵěĥ - AYAT di atas penting direnungkan, mengingat akhir-akhir ini, ruang batin kita dirisaukan isu penculikan anak via sms yang meresahkan masyarakat hampir di seluruh wilayah nusantara, termasuk Aceh. Cukup miris, jika mengikuti pemberitaan media massa, di mana beberapa orang diamuk warga menjadi korban salah sasaran, karena disangka penculik.
Seperti yang dimuat Serambi Indonesia, Selasa (14/12/10), di Kecamatan Woyla Barat, Kabupaten Aceh Barat, Rabu (8/12/10). Masyarakat melakukan penangkapan dan pemukulan terhadap orang yang dicurigai menculik anak. Selanjutnya di Kabupaten Bireuen terjadi kejar-kejaran dengan dua pria Hong Kong, Jumat (10/12/10).
Kabar burung yang masih diragukan kebenarannya, memang sangat berbahaya dan dapat berakibat fatal. Peristiwa yang sama juga banyak terjadi ketika konflik Aceh berkecamuk. Menyedihkan sekali, orang-orang yang dicurigai pro atau kontra terhadap satu kelompok perjuangan, tanpa bukti, mereka menjadi sasaran aparat maupun pejuang kemerdekaan waktu itu. Padahal motifnya mungkin hanya masalah atau dendam pribadi.
Isu yang sangat heboh juga, terjadi pada Mei 2008, di mana tersebar sms merah dan santet lewat handphone (hp) dengan sinar infra merah. Diisukan, bagi siapa yang membacanya terancam kehilangan nyawa.
Kasus lain, pernah juga menimpa Bupati Aceh Tengah beberapa bulan silam, entah siapa yang mengirim berita ke salah satu radio di Takengon yang memberitakan bahwa Bupati akan membagikan sembako gratis. Tanpa menelusuri kebenaran beritanya, maka sebagian warga datang dan menuntut sembako tersebut sesuai yang mereka dengar dari radio. Bupati sendiri bingung, karena menurutnya tidak pernah mengirim berita ke radio yang isinya semacam itu. Waktu itu sempat terjadi ketegangan sebelum status berita tersebut diklarifikasi.
Terjebak
Isu penculikan anak, tenyata telah menjebak masyarakat menjadi panik dan bertindak tanpa perhitungan. Dengan mudah saja masyarakat kita mencurigai dan menuduh orang yang kurang dikenal sebagai penculik. Padahal belum mengetahui dan memiliki bukti yang cukup, benarkah kecuriagaan itu atau tidak.
Tentunya kita sangat menyesal apabila nanti kemudian terbukti bahwa orang yang kita curigai dan digebuki ternyata sama sekali tidak memiliki koneksi dengan kelompok penculik anak. Bukankah ini sebuah kecerobohan yang hanya menimbulkan pertikaian baru dan permusuhan dengan korban dan keluarganya?.
Sampai di sini, kita tersadar, bahwa masyarakat ternyata masih belum cerdas menyikapi isu yang kebenarannya masih dipertanyakan. Walaupun di satu sisi merupakan hal yang wajar mewaspadai gerak-gerik orang asing yang masuk ke wilayah kita, tetapi mengapa kecurigaan kita berlebihan sampai menuduh dan menyerang orang hingga babak belur.
Merujuk Konsep Sanad
Studi sanad dalam hadits, dimaksudkan untuk melihat kapasitas kebenaran matan sebagai muatan informasi hadits yang diberikan secara berantai dari satu orang kepada yang lainnya. Apakah matan tersebut dapat dipercaya atau tidak. Tingkat keabsahan dan kebenaran informasi tersebut sangat ditentukan oleh kualitas informan dengan melihat kemungkinan apakah dia pribadi yang dapat dipercaya atau tidak. Dalam bahasa ulumul hadits, apakah perawi dalam sanad ini terdapat “illat” dan “syazz”.
Sebelum membuat kesimpulan dan bertindak, seharusnya kebenaran informasi diteliti secara mendalam seperti halnya sanad dalam hadis. Untuk itu, mungkin kita juga perlu berkaca kepada teori komunikasi Lasswell, bahwa setiap informasi perlu diperjelas; Who says, what in which channel to whom with what effect? Yaitu komunikator (siapa yang mengatakan), pesan (mengatakan apa), media (melalui saluran/media apa), komunikan (kepada siapa), dan efek (dengan dampak/efek apa).
Bila merujuk kepada sms isu penculikan, mungkin jarang yang menelusuri kebenaran informasinya. Sebagai penerima sms pernahkah kita meneliti, menelusuri siapa penyebar sms ini dan dapatkah dipercaya, adakah bukti yang kuat dan akurat?, untuk apa atau mengapa dan maksud apa?
Memang ada kesulitan dalam menelusuri sms seperti ini, sebab untuk melacaknya, dibutuhkan teknologi yang tepat dan pakar yang ahli di bidang tersebut. Upaya Kapolda Aceh untuk mengusut nomor penyebar sms ini saya kira sangat tepat, walaupun sebenarnya upaya ini seharusnya lebih awal dilakukan untuk mencegah jatuhnya korban.
Dalam hal ini, yang terpenting bagi masyarakat dalam menyikapi isu adalah tenang, teliti, waspada dan tidak gegabah bertindak. Sebab kepanikan dan gegabah serta emosi, boleh jadi membuat kita keliru dalam membuat kesimpulan dan bertindak yang tentunya berakibat fatal. Tanpa isu seperti itupun sebenanya semua kita harus tetap waspada, sebab boleh jadi kejahatan itu muncul karena kita membuka peluang bagi mereka untuk jahat.
Menaruh kecurigaan boleh-boleh saja, akan tetapi jangan sampai menuduh dan mengklaim orang tanpa bukti yang jelas dan akurat. Seperti yang dikatakan dalam ayat di atas, setiap informasi yang kita terima, seharusnya diteliti terlebih dahulu sehingga tidak salah dalam mengambil tindakan. Mudah-mudahan kita semua dapat lebih cerdas dalam menyikapi isu dan informasi sehingga tidak menimbulkan dampak negetif dan penyesalan di kemudian hari. Wallahu a’lam!
Isu yang sangat heboh juga, terjadi pada Mei 2008, di mana tersebar sms merah dan santet lewat handphone (hp) dengan sinar infra merah. Diisukan, bagi siapa yang membacanya terancam kehilangan nyawa.
Kasus lain, pernah juga menimpa Bupati Aceh Tengah beberapa bulan silam, entah siapa yang mengirim berita ke salah satu radio di Takengon yang memberitakan bahwa Bupati akan membagikan sembako gratis. Tanpa menelusuri kebenaran beritanya, maka sebagian warga datang dan menuntut sembako tersebut sesuai yang mereka dengar dari radio. Bupati sendiri bingung, karena menurutnya tidak pernah mengirim berita ke radio yang isinya semacam itu. Waktu itu sempat terjadi ketegangan sebelum status berita tersebut diklarifikasi.
Terjebak
Isu penculikan anak, tenyata telah menjebak masyarakat menjadi panik dan bertindak tanpa perhitungan. Dengan mudah saja masyarakat kita mencurigai dan menuduh orang yang kurang dikenal sebagai penculik. Padahal belum mengetahui dan memiliki bukti yang cukup, benarkah kecuriagaan itu atau tidak.
Tentunya kita sangat menyesal apabila nanti kemudian terbukti bahwa orang yang kita curigai dan digebuki ternyata sama sekali tidak memiliki koneksi dengan kelompok penculik anak. Bukankah ini sebuah kecerobohan yang hanya menimbulkan pertikaian baru dan permusuhan dengan korban dan keluarganya?.
Sampai di sini, kita tersadar, bahwa masyarakat ternyata masih belum cerdas menyikapi isu yang kebenarannya masih dipertanyakan. Walaupun di satu sisi merupakan hal yang wajar mewaspadai gerak-gerik orang asing yang masuk ke wilayah kita, tetapi mengapa kecurigaan kita berlebihan sampai menuduh dan menyerang orang hingga babak belur.
Merujuk Konsep Sanad
Studi sanad dalam hadits, dimaksudkan untuk melihat kapasitas kebenaran matan sebagai muatan informasi hadits yang diberikan secara berantai dari satu orang kepada yang lainnya. Apakah matan tersebut dapat dipercaya atau tidak. Tingkat keabsahan dan kebenaran informasi tersebut sangat ditentukan oleh kualitas informan dengan melihat kemungkinan apakah dia pribadi yang dapat dipercaya atau tidak. Dalam bahasa ulumul hadits, apakah perawi dalam sanad ini terdapat “illat” dan “syazz”.
Sebelum membuat kesimpulan dan bertindak, seharusnya kebenaran informasi diteliti secara mendalam seperti halnya sanad dalam hadis. Untuk itu, mungkin kita juga perlu berkaca kepada teori komunikasi Lasswell, bahwa setiap informasi perlu diperjelas; Who says, what in which channel to whom with what effect? Yaitu komunikator (siapa yang mengatakan), pesan (mengatakan apa), media (melalui saluran/media apa), komunikan (kepada siapa), dan efek (dengan dampak/efek apa).
Bila merujuk kepada sms isu penculikan, mungkin jarang yang menelusuri kebenaran informasinya. Sebagai penerima sms pernahkah kita meneliti, menelusuri siapa penyebar sms ini dan dapatkah dipercaya, adakah bukti yang kuat dan akurat?, untuk apa atau mengapa dan maksud apa?
Memang ada kesulitan dalam menelusuri sms seperti ini, sebab untuk melacaknya, dibutuhkan teknologi yang tepat dan pakar yang ahli di bidang tersebut. Upaya Kapolda Aceh untuk mengusut nomor penyebar sms ini saya kira sangat tepat, walaupun sebenarnya upaya ini seharusnya lebih awal dilakukan untuk mencegah jatuhnya korban.
Dalam hal ini, yang terpenting bagi masyarakat dalam menyikapi isu adalah tenang, teliti, waspada dan tidak gegabah bertindak. Sebab kepanikan dan gegabah serta emosi, boleh jadi membuat kita keliru dalam membuat kesimpulan dan bertindak yang tentunya berakibat fatal. Tanpa isu seperti itupun sebenanya semua kita harus tetap waspada, sebab boleh jadi kejahatan itu muncul karena kita membuka peluang bagi mereka untuk jahat.
Menaruh kecurigaan boleh-boleh saja, akan tetapi jangan sampai menuduh dan mengklaim orang tanpa bukti yang jelas dan akurat. Seperti yang dikatakan dalam ayat di atas, setiap informasi yang kita terima, seharusnya diteliti terlebih dahulu sehingga tidak salah dalam mengambil tindakan. Mudah-mudahan kita semua dapat lebih cerdas dalam menyikapi isu dan informasi sehingga tidak menimbulkan dampak negetif dan penyesalan di kemudian hari. Wallahu a’lam!
No comments:
Post a Comment