China Blokir LinkedIn
China kembali mengambil langkah dengan memblokir situs LinkedIn, sebuah situs jejaring sosial yang diperuntukkan bagi kalangan profesional. Hal ini dilakukan karena situs tersebut digunakan sebagai alat untuk mengorganisir protes terhadap pemerintah. Sebelumnya, China juga melakukan hal yang sama, yakni melakukan pemblokiran terhadap situs mikroblogging Twitter.
Berita yang pertama kali dilaporkan oleh Renmedia menyebutkan kalau Linkedln kini juga dijadikan platform untuk mengorganisir aksi protes antipemerintah oleh para aktivis. Demikian seperti yang dikutip dari TechCrunch, Jumat (25/2/2011).
Menurut artikel di Wall Street Journal, para demonstran kini mulai beralih dari beberapa situs jejaring sosial, seperti Twitter dan Linkedln, untuk mengorganisir aksi protes sebagaimana pemerintah China memblokir beberapa situs lainnya.
Yang menarik, bekas pegawai Linkedln, Surya Yalamanchili, menunjukan bahwa alasan di balik mengapa China memblokir Linkedln adalah karena banyak status di Linkedln di-publish dari Twitter.
Linkedln adalah sebuah situs jejaring sosial yang berorientasi pada usaha bisnis. Didirikan pada bulan Desember 2002 dan diluncurkan pada bulan Mei 2003. Kebanyakan digunakan untuk jaringan kaum profesional.
Pada tanggal 1 Januari 2011, Linkedln melaporkan kalau mereka telah memiliki lebih dari 90 juta pengguna terdaftar, yang tersebar lebih dari 200 negara di seluruh dunia. Linkedln tersedia dalam bahasa Inggris, Perancis, Jerman, Itali, Portugis dan Spanyol.
China kembali mengambil langkah dengan memblokir situs LinkedIn, sebuah situs jejaring sosial yang diperuntukkan bagi kalangan profesional. Hal ini dilakukan karena situs tersebut digunakan sebagai alat untuk mengorganisir protes terhadap pemerintah. Sebelumnya, China juga melakukan hal yang sama, yakni melakukan pemblokiran terhadap situs mikroblogging Twitter.
Berita yang pertama kali dilaporkan oleh Renmedia menyebutkan kalau Linkedln kini juga dijadikan platform untuk mengorganisir aksi protes antipemerintah oleh para aktivis. Demikian seperti yang dikutip dari TechCrunch, Jumat (25/2/2011).
Menurut artikel di Wall Street Journal, para demonstran kini mulai beralih dari beberapa situs jejaring sosial, seperti Twitter dan Linkedln, untuk mengorganisir aksi protes sebagaimana pemerintah China memblokir beberapa situs lainnya.
Yang menarik, bekas pegawai Linkedln, Surya Yalamanchili, menunjukan bahwa alasan di balik mengapa China memblokir Linkedln adalah karena banyak status di Linkedln di-publish dari Twitter.
Linkedln adalah sebuah situs jejaring sosial yang berorientasi pada usaha bisnis. Didirikan pada bulan Desember 2002 dan diluncurkan pada bulan Mei 2003. Kebanyakan digunakan untuk jaringan kaum profesional.
Pada tanggal 1 Januari 2011, Linkedln melaporkan kalau mereka telah memiliki lebih dari 90 juta pengguna terdaftar, yang tersebar lebih dari 200 negara di seluruh dunia. Linkedln tersedia dalam bahasa Inggris, Perancis, Jerman, Itali, Portugis dan Spanyol.
No comments:
Post a Comment