Wednesday, May 29, 2013

Manfaat dan Panduan Lengkap Sholat Witir

Sholat witir hukumnya sunnah muakkadah. Shalat Witir disunnahkan setiap hari dan tidak hanya pada bulan Ramadhan. Witir artinya ganjil. Maka jumlah rakaatnya minimum satu rakaat dan maksimum 11 rakaat. Yang paling sempurna adalah 3 rakaat. Bila melaksanakan witir lebih tiga rakaat, maka dilakukan setiap dua rakaat salam dan ditutup dengan satu rakaat. Bila melaksanakan tiga rakaat boleh dilakukan langsung rikaat seperti sholat maghrib. Tetapi sebagian ulama melihat bahwa dipisah lebih utama, yaitu dua rakaat salam lalu satu rakaat, karena ada hadist yang mengatakan "Janganlah menyamakan witirmu dengan Maghrib".

Hadist tersebut diriwayatkan oleh Baihaqi dan beliau berkata rawinya bisa dipercaya. Akan tetapi tiga rakaat berturu-turut lebih utama dibandingkan hanya satu rakaat. Qadli Abu Tayyib mengatakan bahwa witir satu rakaat hukumnya makruh. Tentu ini bertentangan dengan hadist sahih riwayat Abu Dawud yang mengatakan "Barangsiapa ingin witir 5 rakaat silahkan, barangsiapa ingin witir 3 rakaat silahkan dan barangsiapa ingin witir 1 rakaat silahkan".

Waktunya adalah mulai setelah salat Isya' sampai dengan salat Subuh. Kalau seseorang merasa khawatir akan tidak melaksanakan salat witir di tengah atau akhir malam, maka ia sebaiknya melaksanakannya setelah salat Isya', atau setelah salat Tarawih pada bulan Ramadhan. Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda, "Barangsiapa mengira tidak akan bangun malam, maka hendaknya ia berwitir pada awal malam, barangsiapa merasa yakin bisa bangun malam, maka hendaknya ia berwitir di akhir malam karena salat akhir malam dihadiri malaikat" (H.R. Muslim, Ahmad, Tirmizi).

Sholat witir tidak disunnahkan berjamaah, kecuali bersama dengan sholat tarawih. Surat yang disunnahkan dibaca dalam witir 3 rakaat adalah "Sabbih-isma Rabiika", Al-Kafiruun dan rakaat ketiga al-Ikhlas dan Muawwidzatain.

Dalam witir juga disunnahkan melakukan qunut seperti qunut sholat Subuh bagi yang melakukannya. Para ulama berbeda pendapat mengenai waktu dan tata cara qunut dalam witir. Madzhab Syafii mengatakan qunut dalam witir hanya dilakukan pada pertengahan kedua bulan Ramadhan, tempatnya setelah saat I'tidal sebelum sujud pada rakaat terakhir, sesuai yang dilakukan Ubay bib Ka'b. Madzhab Hanafi melakukan qunut pada setiap sholat witir sebelum ruku' setelah membaca surah pada rakaat terakhir. Hanbali melakukan qunut setiap witir bulan ramadhan dengan tatacara seperti madzhab Syafi'i.

Setelah sholat witir disunnahkan membaca do'a sesuai hadist sahih riwayat Abu  Dawud:
3سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ( kali)
اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِرِضَاك مِنْ سَخَطِك وَبِمُعَافَاتِك مِنْ عُقُوبَتِك وَأَعُوذُ بِك مِنْك لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْك أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْت عَلَى نَفْسِك .

Para ulama berbeda pendapat mengenai seseorang yang yang berwitir pada awal malam lalu tidur dan bangun di akhir malam dan melakukan sholat. Sebagian ulama berpendapat bahwa batal witir yang telah dilakukannya pada awal malam dan di akhir malam ia menambahkan satu rakaat pada sholat witirnya, karena ada hadist yang mengatakan "tidak ada witir dua kali dalam semalam". Witir artinya ganjil, kalau ganjil dilakukan dua kali menjadi genap dan tidak witir lagi, maka ditambah satu rakaat agar tetap witir. Pendapat in diikuti imam Ishaq dll.
 
Redaksi hadist tersebut sbb:

Dari Qais bin Thalk berkata suatu hari aku kedatangan ayahnya Thalq bin Ali di hari Ramadhan, lalu beliau bersama kita hingga malam dan sholat (tarawih) bersama kita dan berwitir juga. Lalu beliau pulang ke kampungnya dan mengimam sholat lagi dengan penduduk kampung hingga sampailah sholat witir, lalu beliau meminta seseorang untuk mengimami sholat witir "berwitirlah bersama makmum" aku mendengar Rauslullah s.a.w. bersabda "Tidak ada witir dua kali dalam semalam" H.R. Tirmidzi, Abu Dawud, Nasai, Ahmad dll.
Pendapat kedua mengatakan tidak perlu witir lagi karena sudah witir di awal malam. Ia cukup sholat malam tanpa witir. Alasannya banyak sekali riwayat dari Rasulullah s.a.w. mengatakan bahwa beliau melakukan sholat sunnah setelah witir. Pendapat ini diikuti Malik, Syafii, Ahmad, Sufyan al-Tsuari dan Hanafi.

Shalat Witir ini selalu dilaksanakan oleh Rasulullah Saw. bukan hanya pada bulan Ramadhan, tapi Rasulullah Saw. juga melakukan shalat Witir pada bulan-bulan yang lain. Sementara kita melakukan shalat Witir hanya di bulan Ramadhan, padahal Rasulullah Saw. tidak hanya pada bulan Ramadhan. Dikatakan bahwa Rasulullah Saw. menyampaikan,

الوتر حق فمن لم يوتر فليس منا

“Witir itu adalah benar adanya. Barangsiapa yang tidak melakukan shalat witir, ia bukan termasuk golongan kami.”
Orang yang tidak melakukan shalat witir tidak diakui sebagai umat Nabi Muhammad Saw. Orang yang pada saat shalat witir kabur bukan umat Nabi Muhammad Saw. Nabi Muhammad melakukan shalat Witir setiap malam, baik pada bulan Ramadhan maupun bukan bulan Ramadhan. Kita sebagai umatnya mestinya harus mencontoh karena Rasulullah Saw. diutus untuk menjadi contoh bagi kita. Di dalam hidup ini kita minta supaya diberi rizki yang banyak. Banyak orang tua murid yang menyekolahkan anaknya ingin supaya anaknya selesai dan bisa bekerja. Itu artinya ingin mendapatkan rizki; ingin supaya anaknya mendapatkan kedudukan yang baik sehingga hasilnya lumayan. Ini kan ingin mendapatkan rizki. Padahal sudah dikatakan oleh Rasulullah Saw.,

فمن لم يوتر فليس منا

“Orang yang tidak mau menjalankan shalat Witir bukan termasuk umatku.” 
Kalau kita tidak diakui sebagai umat Nabi Muhammad, mau ikut siapa? Mau ikut Nabi Adam? Tidak akan diakui. Di samping postur kita kecil-kecil, kita pendek lagi. Umat Nabi Adam as. itu besar-besar. Biasanya jamaah haji pada akhir rentetan ibadah haji sengaja ziarah ke Jeddah karena di sana terdapat makam yang diyakini sebagai makam siti Hawa. Siapa siti Hawa itu? Istri Nabi Adam as. Kota itu kemudian disebut dengan Jeddah, yang berarti nenek. Di situ ada makam siti Hawa yang panjangnya sampai 80 meter. Masjid ini saja kalah. Masjid ini hanya 17 meter. Kamu mau mengaku ikut jadi umat Nabi Adam? Tidak akan diakui. Kamu sudah kecil, pendek lagi. Mau ikut Nabi siapa? Nabi Nuh juga berpostur tinggi besar. Umurnya pun panjang-panjang. Kalau kita tidak melaksanakan shalat Witir, kita diancam tidak termasuk umat Nabi Muhammad Saw. Kemarin dikatakan bahwa Imam Abu Hanifah, salah seorang ulama yang banyak pengikutnya di dunia, mengatakan bahwa shalat Witir itu wajib. Shalat wajib bagi Imam Abu Hanifah yang diikuti oleh sekian banyak umat Islam di dunia ini ada enam; selain yang lima (Subuh, Zuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya’) ditambah lagi shalat Witir. Mereka tidak pernah meninggalkan shalat Witir. Pekerjaan kita meninggalkan shalat Witir. Waktu yang kita gunakan untuk shalat Witir lebih sedikit daripada waktu yang tidak kita gunakan untuk shalat Witir dalam waktu satu tahun. Ini sangat penting sekali sampai Rasulullah Saw. mengatakan,

فمن لم يوتر فليس منا

Anak-anak sekalian, kita ingin tetap diakui oleh Nabi Muhammad sebagai umatnya, bahkan kita ingin dicintai oleh Allah Swt. Kalau kita ingin dicintai oleh Allah Swt., kuncinya adalah kita harus mengikuti apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. Allah sudah memberikan petunjuk di dalam al-Quran,

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Katakan, wahai muhammad, ‘Jika kakmu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, Allah akan mencintai kamu semua dan Allah akan mengampuni dosa-dosamu.’”
Satu hal yang lucu ialah sebagai manusia tidak ingin dicintai oleh Allah. Hal yang lucu juga ialah ingin dicintai tetapi tidak mau melakukan perintah yang dicintai. Padahal kalau kamu cinta kepada barang saja, – kamu cinta kepada piaraan, misalnya, kelinci, – di mana-mana diingat. Kalau kamu mau pergi saja harus menyediakan makanan dan lain-lain. Kalau kamu mempunyai piaraan tidak pernah dikasih makan, tandanya kamu tidak cinta.
Allah Swt. Maha Kaya, Maha Pemurah, Maha Pengasih, Maha Adil. Kalau kita mencintai Allah Swt., Allah Swt. akan balas mencintai kita. Kalau kita mencintai barang, belum tentu barang itu mencintai kita. Tetapi kalau cinta pada Allah, itu jelas. Maka anak-anak harus melakukan shalat Witir. Kapan melakukannya? Setiap malam. Bulan Syawal? Iya. Bulan Dzulqa’dah? Iya. Bulan Dzulhijjah? Iya. Selain pada bulan puasa kita pun tetap melakukan shalat witir supaya diakui sebagai umat Nabi Muhammad Saw. Pada hadits yang lalu Rasulullah menyatakan bahwa kita tetap melakukan shalat witir sekalipun akibatnya kita akan ditinggal oleh kendaraan,

لا تدعوا الوتر ولو طردتكم الخيل

“Jangan engkau tinggalkan shalat witir sekalipun akibatnya ditinggalkan oleh kudanya.”
Pada zaman dahulu orang-orang bepergian dengan mengendari kuda. Sekalipun dengan shalat witir itu kudanya kabur, tidak apa-apa. Sekalipun dengan shalat witir itu kita ketinggalan bis, tidak apa-apa. Sekalipun dengan shalat witir itu kita harus ketinggalan pesawat, tidak apa-apa. Karena Allah akan memberikan ganti lebih daripada itu.

Tata Cara Shalat Witir


Tata Cara Shalat Witir » Shalat Witir adalah shalat sunnah yang bilangan rakaatnya ganjil. Mengenai bilangan rakaatnya, paling sedikit adalah satu rakaat dan paling banyak adalah sebelas rakaat. Jumlah sebelas rakaat itu telah cukup dan inilah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Sebagaimana dinyatakan oleh A’isyah ra “Tidaklah pernah Nabi SAW shalat malam (witir) melebihi sebelas rakaat“.

Walaupun hukum shalat Witir adalah sunnah, namun sangat di anjurkan untuk dikerjakan. Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya :

Hai para pencita-cita Al-Qur’an, kerjakanlah shalat Witir. Sebab Allah itu tunggal (Esa). Dia suka kepada bilangan witir (ganjil).”

Adapun waktu shalat Witir adalah sesudah shalat Isya’ sampai terbit fajar. Cara mengerjakannya adalah dua rakaat satu salam, kemudian terakhir satu rakaat dengan satu salam dan bila dikerjakan tiga rakaat, maka tidak usah tasyahud awal supaya tidak menyerupai shalat Maghrib.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad yang artinya :

Telah berkata ‘Aisyah : adalah Rasulullah SAW pernah shalat Witir tiga rakaat yang ia tidak selingi apa-apa (tasyahud) diantaranya“. (HR. Ahmad)

Sedangkan apabila shalat tarawih pada bulan Ramadhan sampai pada tanggal 15 Ramadhan sampai seterusnya, maka pada rakaat Witir yang terakhir yaitu ketika bangun dari ruku’, di sunnatkan membaca do’a qunut.

Bacaan niat shalat Witir dua rakaat :

Ushalli sunnatal witri rak’ataini lillahi ta’aalaa.

Artinya : Aku niat shalat sunnah Witir dua rakaat karena Allah Ta’ala.

Bacaan niat shalat Witir satu rakaat :

Ushalli sunnatal witri rak’atan lillahi ta’aalaa.

Artinya : Aku niat shalat sunnah Witir satu rakaat karena Allah Ta’ala.

 Setelah sholat witir disunnahkan membaca do'a sesuai hadist sahih riwayat Abu  Dawud:

(3x) سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوس 
 
 subhanal malikil quddus (3x)
 
اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِرِضَاك مِنْ سَخَطِك وَبِمُعَافَاتِك مِنْ عُقُوبَتِك وَأَعُوذُ بِك مِنْك لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْك أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْت عَلَى نَفْسِك .
 
 Allahumma inni a'udzu biridhaka min sakhathika wa bi mu'afatika min 'uqubatika wa a'udzubika minka la uhshi tsana'an 'alaika anta kama atsnaita 'ala nafsika
 
Doa setelah shalat Witir :

Allaahumma Innaa Nas’aluka Imaanan Daa-Iman, Wa Nas’aluka Qalban Khaasyan, Wa Nas’aluka “Ilman Naafi’an, Wa Nas’aluka Yaqiinan Shaadiqan, Wa Nas’aluka ‘Amalan Shaalihan, Wa Nas’aluka Diinan Qayyiman, Wa Nas’aluka Khairan Katshran, Wa Nas’alukal ‘Afwa Wal ‘Aafiyah, Wa Nas’aluka Tamaamal Aafiyah, Wanas’alukasys Yukra Alal Aafiyah, Wa Nas’alukal Grilnaa ‘Aninnaas. Allaahumma Rabbanaa Taqabbal Minnaa Shalaatanaa Wa-Shiyaamanaa Wa Qiyaamanaa Watakhasy-Syu’anaa Wa Tadharru’anaa Wa Ta’abbudanaa Wa Tammim Taqshiiranaa, Yaa Allaahu Yaa Allaahu Ya Allaahu Yaa Arhamar Raahimi Washallallaahu ‘Alaa Khairi Khalqihi Muhammadin Wa ‘Alaa Aalihi Wa Shahbihi Ajma’iina Wal Hamdu Lillaahirabbil ‘Aalamiin.

Artinya:
“Wahai Allah! Sesungguhnya kami memohon kepada-Mu iman yang tetap, kami memohon kepada-Mu hati yang khusyu’, kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, kami memohon kepada-Mu keyakinan yang benar, kami memohon kepada-Mu amal yang shaleh, kami memohon kepada-Mu agama yang lurus, kami memohon kepada-Mu kebaikan yang banyak, kami memohon kepada-Mu ampunan dan afiat, kami memohon kepada-Mu kesehatan yang sempurna, kami memohon kepada-Mu syukur atas kesehatan, dan kami memohon kepada-Mu terkaya dari semua manusia. Wahai Allah, Tuhan kami! Terimalah dari kami shalat kami, puasa kami, shalat malam kami, kekhusyu’an kami, kerendahan hati kami, ibadah kami, Sempurnakanlah kelalaian (kekurangan) kami, wahai Allah, wahai Allah, wahai Allah, wahai Zat Yang Paling Penyayang di antara para penyayang, Semoga rahmat Allah tercurahkan kepada sebaik-baik makhluk-Nya, Muhammad, keluarga dan sahabatnya semua, dan segala puji milik Allah, Tuhan semesta alam”
 Beberapa Manfaat Sholat Witir
Sholat witir itu memiliki keutamaan yang sangat agung. Buktinya Rosulullah sholallohu alaihi wa salam tidak pernah meninggalkannya, baik dalam keadaan mukim ataupun safar.

Berikut Beberapa Riwayat dari Sholat Witir.

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib Rodhiyallohu Anhu bahwa beliau berkata, “Sholat witir memang bukan kewajiban sebagaimana sholat fardlu, akan tetapi ia merupakan sholat yang disunnahkan Rosululloh sholallohu alaihi wa salam. Beliau bersabda, “ sesunggguhnya Allah itu witir (Maha Ganjil) dan menyukai yang ganjil (witir). Oleh karena itu, kerjakanlah sholat witir, ahai generasi qur’an”
HR. Abu Dawud (1416), Tirmidzi (453), Nasai (II/228,229) dan Ibnu Majah (1170).

Abu Huroiroh Rodhiyallohu Anhu berkata, “ Kekasihku, Nabi sholallohu alaihi wa salam memberikan wasiat kepadaku dengan tiga hal, agar aku tidak meninggalkannya sampai aku mati. Ketiganya adalah puasa tiga hari setiap bulan, Sholat Dluha, dan tidur malam dalam keadaan sudah mengerjakan sholat witir.”
HR. Bukhori (1178) dan Muslim (72)

Diriwayatkan dari Aisyah rodhiyallohu anha bahwa ia berkata , “Dari sepanjang malam, nabi sholallohu alaihi wasalam pernah mengerjakan sholat witir di awal malam (setelah sholat isya’), di tengah malam dan di akhir malam. Waktu sholat witir beliau berakhir hingga waktu sahur (menjelang sholat subuh).
HR. Bukhori (II/406), Muslim (745), Nasa’I (III/230), Tirmidzi (357) dan Abu Dawud (1435).

Dari Jabir rodhiyallohu anhu,bahwa Rosululloh sholallohu alaihi wa salam bersabda :
” Barangsiapa khawatir tidak bias bangun di akhir malam (untuk mengerjakan sholat), maka hendaklah ia mengerjakan sholat witir di awal malam (sebelum tidur). Barang siapa yakin akan bisa bangun di akhir malam , hendaklah ia mengerjakan sholat witir di akhir malam. Sebab sholat di akhir malam itu disaksikan (oleh para malaikat), dan yang demikian itu jelas lebih utama.”
HR. Muslim (755) dan Tirmidzi (456).

Diriwayatkan dari Abdulloh bin Amru bin Ash rodhiyallohu anhu, bahwa Nabi sholallohu alaihi wasalam bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan tambahkan satu sholat kepada kalian. Oleh karena itu , jagalah selalu sholat tersebut. Yaitu sholat witir.”
Diriwayatkan oleh Ahmad dalam musnadnya (6654)

Diriwayatkan dari Abdulloh bin Umar rodhiyallohu anhu, bahwa Nabi sholallohu alaihi wasalam bersabda, “ Dahuluilah sholat subuh dengan sholat witir.”
HR. Muslim (750), Tirmidzi (467) dan Abu Dawud (1436).
Diriwayatkan dari Abdulloh bin Umar rodhiyallohu anhu, bahwa Nabi sholallohu alaihi wasalam bersabda, “Jadikanlah sholat witir sebagai akhir dari sholat malam kalian di malam hari!.”
HR. Bukhori (II/406), Muslim (751), Nasa’I (III/230 dan 231), dan Abu Dawud (1438).

Abdulloh bin Umar rodhiyallohu anhu berkata, “Barang siapa Mengerjakan sholat malam maka hendaklah ia menjadikan akhir sholatnya itu adalah sholat witir. Sebab yang demikian itu Rosululloh sholallohu alaihi wasalam memerintahkan demikian.”
HR. Muslim (751).

Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri rodhiyallohu anhu, bahwa Nabi sholallohu alaihi wasalam bersabda, “Kerjakan sholat witir sebelum kalian memasuki waktu pagi (sholat subuh)!”
HR. Muslim (754), Tirmidzi (468) dan Nasa’I (III/ 231)

Diriwayatkan dari Aisyah rodhiyallohu anha, bahwa Nabi sholallohu alaihi wasalam mengerjakan sholat di malam hari, sememtara itu Aisyah tidur mrlintang di hadapan beliau. Ketika tinggal mengerjakan sholat witir, maka beliau membangunkannya, lalu iapun mengerjakan sholat witir .
HR. Muslim (744).

Diriwayatkan dari Abu Bashroh Al-Ghiffari rodhiyallohu anhu, bahwa Nabi sholallohu alaihi wasalam bersabda, “Sesunggguhnya Allah memberikan tambahan sholat kepada kalian yaitu sholat witir. Oleh karena itu kerjakanlah sholat witir itu dalam rentang waktu antara sholat isya’ dan sholat fajar.”
Diriwayatkan oleh Ahmad dalam musnadnya (6880)

Dalam riwayat lain disebutkan, “Ketika Nabi sholallohu alaihi wasalam tinggal mengerjakan sholat witir, maka beliau berkata kepada Aisyah, Bangunlah dan kerjakanlah sholat witir, wahai Aisyah.”

Diriwayatkan dari Abu Ayyub Al-Anshori rodhiyallohu anhu, bahwa Nabi sholallohu alaihi wasalam bersabda, “Sholat witir adalah haq (disyariatkan, sangat dianjurkan). Siapa saja boleh mengerjakan dalam lima rokaat, atau tiga rokaat, atau bahkan satu rokaat.”
HR. Abu Dawud (1421), Nasa’I (1711), Ibnu Majah (1190) dan Ibnu Hibban dalam shohihnya (2407)

No comments: